Vaksinasi COVID-19 semakin banyak dilakukan dengan tujuan mengurangi penularan virus Corona. Vaksinasi adalah pemberian vaksin, biasanya dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh dengan tujuan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Dengan dilakukan vaksinasi, diharapkan tubuh mempunyai kekebalan terhadap virus ini sehingga virus ini dapat dikalahkan. Seandainya tetap terinfeksi, dengan adanya vaksinasi diharapkan tidak menyebabkan gejala yang parah. Karena itu, sebelum divaksin, kita perlu tahu apa saja vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini? Apa perbedaan vaksin COVID-19 tersebut? Dan apa saja efek dari vaksinasi?
Pelaksanaan
Sebelum membahas jenis-jenis vaksin, kita perlu tahu mengenai cara mendapatkan vaksin terlebih dulu. Ada 2 cara pelaksaan vaksinasi COVID-19 yang ada di Indonesia, yaitu:
Vaksinasi Program Pemerintah
Pelaksanaan vaksinisasi disediakan oleh pemerintah bagi rakyat yang memenuhi syarat. Tidak dipungut biaya dalam program ini, semua biaya ditanggung pemerintah.
Vaksinasi Gotong Royong
Vaksinisasi yang ditujukan untuk karyawan dan keluarga yang disediakan oleh perusahaan. Biaya vaksin dan pelayanan vaksinasi ditanggung oleh perusahaan dan tidak boleh dibebankan ke karyawan.
Untuk tahu gejala terinfeksi virus corona dan menderita COVID-19, artikel berikut ini menjelaskan beberapa gejala yang bisa diamati:
Gejala COVID-19
Jenis Vaksin COVID-19
Ada beberapa jenis vaksin yang digunakan di Indonesia. Vaksin yang pertama kali digunakan adalah Sinovac, disusul dengan vaksin AstraZeneca yang digunakan dalam program pemerintah. Sedangkan, vaksin Sinopharm saat ini masih digunakan untuk program vaksinasi gotong royong dan selanjutnya disebut akan menggunakan vaksin CanSino. Untuk program pemerintah selanjutnya, diinfokan akan menggunakan vaksin Pfizer dan Novavax.
Apa saja perbedaan dari keenam vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, CanSino, Pfizer dan Novavax? Mana yang lebih efektif? Dan berapa lama jedah antara vaksin pertama dan kedua dari masing-masing vaksin tersebut? Berikut ini ringkasan tentang vaksin COVID-19 tersebut.
Jenis Vaksin COVID-19 |
|
Sinovac |
|
Asal Negara |
China |
Bahan Dasar |
Inaktif Virus |
Dosis |
2 dosis (0,5 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
65,3% (Indonesia) |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
14 hari untuk usia 18-59 tahun atau 28 hari untuk usia di atas 60 tahun |
AstraZeneca |
|
Asal Negara |
Inggris |
Bahan Dasar |
Vektor virus |
Dosis |
2 dosis (0,5 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
75% |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
84 hari (12 minggu) |
Sinopharm |
|
Asal Negara |
China |
Bahan Dasar |
Inaktif Virus |
Dosis |
2 dosis (0,5 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
79,34% (Uni Emirat Arab) |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
21 hari |
Pfizer |
|
Asal Negara |
Amerika Serikat |
Bahan Dasar |
mRNA |
Dosis |
2 dosis (0,3 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
95% |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
21 hari |
CanSino |
|
Asal Negara |
China |
Bahan Dasar |
Vektor virus |
Dosis |
1 dosis (0,5 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
65-69% |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
Tidak ada |
Novavax |
|
Asal Negara |
Amerika Serikat |
Bahan Dasar |
Rekayasa genetik virus |
Dosis |
2 dosis (0,5 ml per dosis) |
Efikasi Vaksin |
85-89% |
Durasi Vaksin Pertama dan Kedua |
21 hari |
Bahan Dasar Vaksin COVID-19
Secara garis besar, perbedaan yang penting dari tiap jenis vaksin COVID-19 adalah bahan dasar yang digunakan. Mari kita lihat perbedaan bahan dasar vaksin secara sederhana berikut ini.
Vaksin dengan Bahan Dasar Inaktif Virus
Pembuatan vaksin COVID-19 dengan cara ini yang paling umum digunakan, yaitu virus dimatikan atau dibuat tidak aktif dengan menggunakan proses kimia. Proses ini menyebabkan virus tidak bisa lagi memperbanyak diri dan tidak merusak tubuh sehingga tidak membahayakan tubuh.
Walau sudah dibuat tidak aktif, tetapi protein dan bentuk virus masih sama. Tubuh manusia yang dimasukkan virus inaktif ini akan membentuk antibodi untuk melawannya. Ini menciptakan kekebalan tubuh yang bermanfaat untuk melawan penyakit atau meminimalkan gejala.
Vaksin dengan Bahan Dasar Vektor Virus (Adenovirus)
Pada pembuatan vaksin COVID-19 dengan cara ini menggunakan vektor adenovirus atau virus yang aman bagi manusia, yang sudah dilemahkan. Untuk vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, menggunakan vektor adenovirus dari hewan simpanse. Virus ini dimodifikasi dengan membawa bagian kecil dari virus corona.
Virus yang dimasukkan dalam tubuh selanjutnya akan membentuk bagian virus Corona yang tidak berbahaya bagi manusia, yaitu protein yang menyerupai bentuk mahkota (protein spike). Bagian ini akan dianggap sebagai musuh oleh tubuh sehingga tubuh akan membuat antibodi untuk melawannya. Tubuh akan menyimpan kekebalan ini dan akan digunakan apabila selanjutnya ada infeksi dari virus di kemudian hari.
Virus ini cukup lemah sehingga tidak akan mereplikasi jumlahnya menjadi banyak, sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Dan tubuh akan membuat antibodi dan sel memori yang dapat mengenali virus corona.
Vaksin dengan Bahan Dasar mRNA Virus
Vaksin COVID-19 ini dibuat dengan menggunakan salah satu bahan genetik virus atau mRNA virus. Setelah disuntikkan ke dalam tubuh, mRNA virus ini akan memicu sel tubuh menghasilkan protein yang berbentuk sama dengan protein virus Corona. Selanjutnya, tubuh akan mengganggapnya sebagai musuh dan menghasilkan antibodi. Pembentukan antibodi ini akan bermanfaat untuk melindungi tubuh dari virus Corona.
Vaksin dengan Bahan Dasar Rekayasa Genetik Virus
Bahan dasar yang digunakan pada vaksin COVID-19 adalah protein virus yang telah dilakukan rekayasa urutan genetiknya atau dengan kata lain, dibuat protein yang meniru protein asli pada virus Corona (subunit protein). Virus tiruan ini tidak dapat memperbanyak diri (replikasi) dan tidak berbahaya bagi manusia.
Virus ini kemudian diinjeksikan ke dalam tubuh dan akan memicu reaksi antibodi tubuh manusia yang berguna untuk melawan infeksi jika terpapar virus Corona.
Selain vaksinasi, penting juga menjaga diri dan mengikuti protokol kesehatan supaya terhindar dari COVID-19. Berikut ini beberapa cara mencegah tertular COVID-19:
Mencegah COVID-19
Efek Samping Vaksin
Biasanya, akan ada efek samping setelah seseorang mendapat vaksin COVID-19. Efek samping yang biasa ditemui adalah kemerahan atau bengkak pada daerah bekas suntikan, lelah, mengantuk, nyeri otot, mual, muntah, meriang, demam, atau sakit kepala.
Tetapi, karena vaksin sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh, terutama vaksin untuk mencegah terinfeksi COVID-19 yang sedang menjadi pandemi. Maka, pelaksanaan vaksin sedang digalakkan agar terbentuk kekebalan komunitas (herd imunity) agar memberi manfaat bagi semua orang. Jadi penting untuk menerima vaksin COVID-19 untuk mengurangi penyebaran COVID-19.