Merajut dan merenda merupakan dua kegiatan yang identik dengan para nenek atau ibu hamil. Namun sekarang kegiatan ini mulai dilirik oleh kaum muda. Kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan di negara yang telah terkenal dengan kegiatan merajut atau merenda seperti di Amerika Serikat atau Eropa, namun masyarakat di Indonesia juga mulai menyukai kegiatan merajut. Bahkan kegiatan ini telah dilakukan oleh kaum pria, wanita, remaja bahkan anak-anak. Namun tahukah Anda bahwa kegiatan ini pada mulanya sebagian besar dilakukan oleh kaum pria? Bagaimana sejarah merajut? Lalu apa manfaat belajar merajut dan merenda?
Sejarah Rajut
Merajut pertama kali dilakukan oleh kaum pria di Jazirah Arab, Timur Tengah. Tujuannya untuk membuat permadani yang diperdagangkan oleh para pedagang Arab. Keterampilan merajut berikut hasil akhirnya yaitu permadani kemudian disebar ke berbagai belahan dunia. Di Asia mula-mula dikenal di daerah Tibet. Di Eropa mulai dikenal di Spanyol kemudian ke daerah pelabuhan di wilayah Mediterania. Kemudian oleh bangsa Spanyol, keterampilan merajut kemudian menyebar ke wilayah Eropa lainnya. Lambat laun karena ada kolonisasi Eropa di berbagai wilayah dunia, keterampilan ini menyebar hingga ke Amerika, Afrika, dan Asia. Merajut dan merenda disebarluaskan di Indonesia oleh bangsa Belanda, sehingga lebih sering dikenal dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut). Saat ini kegiatan merajut, yang tadinya pekerjaan kaum pria, banyak diminati kaum wanita.
Perbedaan Merajut dan Merenda
Merajut dan merenda, serupa namun tak sama. Kedua kegiatan ini sama-sama menautkan benang, namun menggunakan teknik dan alat yang berbeda sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda pula. Dalam bahasa Inggris, rajut berasal dari kata knit sedangkan renda dari kata crochet.
Apa yang membedakan antara merajut dan merenda? Perbedaan pertama adalah alat yang digunakan memang berbeda. Jarum dan aksesoris yang digunakan saat merajut berbeda dengan jarum untuk merenda. Kemudian caranya juga berbeda. Dalam satu tusukan saat merenda akan mengkaitkan lebih banyak benang dibanding merajut. Karena itu hasil akhir merajut dan merenda akan berbeda. Hasil akhir merenda akan lebih kaku dibanding merajut karena jumlah kaitan benang yang lebih banyak dalam satu tusukan.
Hobi yang Mendatangkan Manfaat
Kegiatan merajut dan merenda bagi beberapa orang dilakukan sebagai hobi. Namun selain dilakukan sebagai hobi, kegiatan ini ternyata juga bisa mendatangkan keuntungan bagi yang memiliki bakat bisnis. Hasil akhir dari kegiatan merajut dan merenda dapat dijual dan mendatangkan keuntungan finansial.
Manfaat lain adalah dari segi kesehatan tubuh dan pikiran. Sebuah studi yang telah dilakukan tentang manfaat kegiatan merajut dan merenda menyimpulkan bahwa merajut dan merenda juga dapat dilakukan sebagai terapi untuk melatih kesabaran, konsentrasi dan pengendalian diri. Selain itu kegiatan merenda dan merajut dapat dilakukan sebagai kegiatan yang dapat membantu proses pemulihan penyakit kronis, kanker, trauma otak, juga anak penderita Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder atau yang dikenal sebagai ADHD, yaitu gangguan perilaku yang ditandai dengan gangguan gangguan konsentrasi, impulsif dan hiperaktif.
Info Buku Merajut
Bagaimana Cara Belajar Merajut dan Merenda?
Salah satu cara belajar merajut dan merenda adalah dengan mencari referensi baik di Internet maupun buku. Anda dapat melihat panduan cara merajut dan contoh berbagai pola rajutan. Kebanyakan buku referensi yang membahas tentang merajut dan merenda ditulis dalam bahasa Inggris, Mandarin atau Jepang. Karena di negara-negara tersebutlah keterampilan merajut dan merenda telah lebih mendarah daging. Selain itu di negara-negara tersebut telah banyak praktisi merajut dan merenda.
Kegiatan merajut dan merenda bisa menjadi hobi yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Semua orang bisa melakukannya dan banyak manfaatnya. Selamat membuat rajutan dan renda hasil kreasi Anda sendiri!